Pada zaman dinasti Ming, seorang tukang roti membuka kedai roti dan mengundang ilmuwan terkenal Xu Wei untuk menuliskan nama kedai rotinya. Dalam menulis nama kedainya, Xu Wei kurang menulis satu titik atas untuk karakter “hati” 心, tapi si tukang Roti tidak tau hal itu.

Kerana karakter yang “aneh” itu orang-orang pun memperhatikan nama kedainya dan mulai bertanya-tanya, “kenapa papan nama kedai ini aneh?”, “kenapa titik di karakter hati hilang? Mungkin mereka menjual roti spesial, yang memenuhi kekurangan dalam hati kita, ayo kita coba. ” kata orang-orang.

Jualan roti itu pun sangat bagus, banyak pembeli datang, hingga pada suatu hari, pelanggannya bertanya “Roti mu enak, tapi ada kesalahan dalam penulisan nama kedai rotimu, ada titik yang hilang dalam karakter hati.”
Mendengat hal ini, tukang roti pergi mencari Xu Wei. Ia meminta Xu Wei untuk memperbaiki nama kedainya. Tapi Xu Wei menolak, “Lebih baik tidak usah diperbaiki.” kata Xu Wei.

Tapi tukang roti tetap meminta Xu Wei memperbaiki nama kedainya, “jika anda tidak memperbaiki nama kedai rotiku, orang orang akan mengejekku kerna aku buta huruf.”

Xu Wei pun akhirnya memperbaiki nama kedai roti itu dengan menambah titik atas karakter hati. Akan tetapi jualan kedai roti itu pun makin berkurang, tukang roti pun kembali menjumpai Xu Wei. “Kenapa sekarang kedaiku sedikit pembeli?” tanya tukang roti.

“Sekarang setelah nama kedaimu diperbaiki, orang orang tak lagi memperhatikan nama kedaimu, dan jualanmu pun terpengaruh, lagi pula dengan titik yang hilang, artinya orang orang mengisi hati mereka dengan rotimu. Kini hati mereka telah penuh, dan mereka tidak mendatangi kedaimu lagi. ” kata Xu Wei.

Artikel dikirimkan oleh Nazim Chalil Ahmad untuk The Patriots.